Sindrom
Asperger (bahasa
Inggris: Asperger syndrome, Asperger's
syndrome, Asperger's disorder, Asperger's atau AS)
adalah salah satu gejala autisme di mana
para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya,
sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger,
seorang dokter anak asal Austria pada
tahun 1944,
meskipun baru diteliti dan diakui secara luas oleh para ahli pada dekade
1980-an. Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari
kemampuan linguistik dan kognitif para
penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang
relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom
Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya). Sindrom
Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental.
Ketika
orang berbicara, umumnya mereka menggunakan bahasa
tubuh seperti senyuman dan komunikasi nonverbal
lainnya, dan juga kata-kata yang
dikeluarkan oleh mereka cenderung memiliki lebih dari satu buah makna.
Seorang penderita sindrom Asperger umumnya tidak memiliki kesulitan dalam
perkembangan bahasa/linguistik, namun mereka cenderung memiliki kesulitan untuk
memahami bentuk-bentuk komunikasi non-verbal serta kata-kata yang memiliki
banyak arti seperti itu, dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut,
seperti yang ia pahami di dalam kamus. Namun,
kebanyakan penderita memiliki perbendaharaan kata dan wawasan yang melebihi
anak-anak seusianya dan kerap dijuluki "profesor kecil". Para
penderita sindrom Asperger sering kesulitan memahami ironi, sarkasme, dan
penggunaan bahasa slang,
apalagi memahami mimik
muka/ekspresi orang lain, dan cernderung berbahasa dengan gaya formal. Mereka juga
tergolong sulit bersosialisasi dengan
orang lain dan cenderung menjadi pemalu,
tergantung tingkat keparahan penyakit atau perkembangan si penderita sendiri.
Penderita sindrom ini kerap menjadi sasaran bullying,
terutama pada usia anak dan remaja.
Para
dokter melihat sindrom Asperger sebagai sebuah bentuk autisme. Seringnya,
disebut sebagai "autisme yang memiliki banyak fungsi/high-functioning
autism". Hal ini berarti setiap penderita sindrom Asperger terlihat
seperti halnya bukan seorang autis, tetapi ketika dilihat, otak mereka
bekerja secara berbeda dari orang lain. Para dokter juga sering mengambil
kesimpulan yang salah mengenai sindrom Asperger setelah mendiagnosis
penderitanya, dan memvonisnya sebagai pengidap skizofrenia, ADHD, sindrom Tourette atau kelainan mental
lainnya.
Bagian
otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain
juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga keseimbangan tubuh. Karena
itu, seorang penderita sindrom Asperger terkadang mengalami masalah yang
melibatkan pergerakan tubuh, seperti halnya olah
raga, atau bahkan jalan
kaki, yang kadang-kadang sering terpeleset,
tergantung tingkat keparahannya. Mereka juga memiliki kebiasaan grogi/nervous.
Para
penderita sindrom Asperger memiliki kecenderungan lebih baik dibandingkan
orang-orang lain dalam beberapa hal seperti matematika dan
hitung-hitungan, tulisan, pengetahuan umum, ilmu alam serta pemrograman komputer. Banyak
penderita sindrom Asperger memiliki cara penulisan yang lebih baik dibandingkan
dengan cara mereka berbicara dengan orang lain. Mereka juga memiliki sebuah
minat yang khusus yang mereka tekuni dan bahkan mereka menekuninya sangat
detail, serta mereka justru menemukan hal-hal kecil yang orang lain sering
dilewatkan atau diremehkan.
Sindrom asperger merupakan gangguan
spektrum autisme, dan orang-orang karena itu menunjukkan kesulitan yang
signifikan dalam interaksi sosial, bersama dengan pola dibatasi dan
berulang-ulang perilaku dan kepentingan. Ini berbeda dari gangguan spektrum
autisme lain dengan pelestarian relatif pengembangan linguistik dan kognitif.
Meskipun tidak diperlukan untuk diagnosis, kecanggungan fisik dan penggunaan
bahasa atipikal sering dilaporkan. ASD, pada gilirannya, adalah bagian dari
autisme yang lebih luas fenotipe (BAP), yang menggambarkan individu yang
mungkin tidak memiliki ASD tetapi memiliki sifat-sifat seperti autistik,
seperti defisit sosial. Dari empat bentuk lain ASD, autisme adalah yang paling
mirip dengan AS dalam tanda-tanda dan kemungkinan penyebab, tetapi diagnosis
membutuhkan komunikasi terganggu dan memungkinkan keterlambatan dalam
perkembangan kognitif, sindrom Rett dan tanda-tanda gangguan disintegratif masa
kanak-kanak berbagi beberapa dengan autisme tetapi mungkin memiliki penyebab yang
tidak terkait, dan gangguan perkembangan pervasif yang tidak spesifik (PDD-NOS)
didiagnosis ketika kriteria untuk gangguan yang lebih spesifik yang terpenuhi.
Sejauh mana tumpang tindih antara AS dan tinggi-functioning autism
(HFA-autisme ditemani oleh retardasi mental) tidak jelas. Klasifikasi ASD saat
ini sampai batas tertentu artefak tentang bagaimana autisme ditemukan, dan
mungkin tidak mencerminkan sifat sejati dari spektrum. Sebuah sesi panel pada
2008-terkait diagnosis autisme konferensi perencanaan penelitian mencatat
masalah dengan klasifikasi AS sebagai subkelompok yang berbeda dari ASD, dan
dua dari tiga kelompok pelarian direkomendasikan menghilangkan AS sebagai
diagnosis terpisah dalam versi masa depan dari Manual Diagnostik dan Statistik
Gangguan Mental dan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah
Kesehatan Terkait.
Sindrom asperger merupakan juga disebut''sindrom Asperger''(AS), ada
sedikit kesepakatan di antara para peneliti klinis tentang apakah nama kondisi
yang harus berakhir dalam "sindrom" atau "gangguan".
Keasyikan intens dengan subjek yang sempit, satu-sisi verbositas, prosodi
dibatasi, dan kecanggungan fisik khas dari kondisi, tetapi tidak diperlukan
untuk diagnosis.
Interaksi sosial
Kurangnya empati menunjukkan mungkin merupakan aspek yang paling
disfungsional dari sindrom Asperger.
Tidak seperti mereka yang autis, orang dengan AS biasanya tidak ditarik di
sekitar orang lain, mereka mendekati orang lain, bahkan jika canggung. Misalnya
seseorang dengan AS mungkin terlibat dalam pidato satu sisi, bertele-tele
tentang topik favorit, sementara kesalahpahaman atau tidak mengakui perasaan
pendengar atau reaksi, seperti kebutuhan untuk privasi atau tergesa-gesa untuk
meninggalkan. Lebih banyak bukti menunjukkan anak-anak dengan AS adalah korban
daripada victimizers. Sebuah tinjauan 2008 menemukan bahwa banyak jumlah
melaporkan penjahat kekerasan dengan AS telah hidup bersama gangguan kejiwaan
seperti gangguan schizoafektif.
Terbatas dan berulang
kepentingan dan perilaku
Orang dengan sindrom Asperger sering menampilkan perilaku, minat, dan kegiatan
yang terbatas dan berulang-ulang dan kadang-kadang normal kuat atau terfokus.
Mereka mungkin tetap berpegang pada rutinitas tidak fleksibel, bergerak dengan
cara-cara stereotip dan berulang, atau mengasyikkan diri dengan bagian-bagian
dari benda. Mereka termasuk gerakan tangan seperti mengepakkan atau memutar,
dan kompleks seluruh tubuh gerakan.
Pidato dan bahasa
Walaupun individu dengan sindrom Asperger memperoleh keterampilan bahasa
umum tanpa penundaan yang signifikan dan ucapan mereka biasanya tidak memiliki
kelainan signifikan, penguasaan bahasa dan penggunaan sering atipikal.
Lainnya
Individu dengan sindrom Asperger mungkin memiliki tanda atau gejala yang
independen terhadap diagnosis, tetapi dapat mempengaruhi individu atau
keluarga. Ini termasuk perbedaan persepsi dan masalah dengan keterampilan
motorik, tidur, dan emosi.
Individu dengan AS sering memiliki pendengaran yang sangat baik dan
persepsi visual. Anak-anak dengan ASD sering menunjukkan persepsi ditingkatkan
perubahan kecil dalam pola seperti pengaturan objek atau gambar yang terkenal,
biasanya ini adalah domain-spesifik dan melibatkan pengolahan halus fitur.
Sebaliknya, dibandingkan dengan individu dengan individu yang berfungsi tinggi
autisme, dengan AS memiliki defisit dalam beberapa tugas yang melibatkan
persepsi visual-spasial, persepsi pendengaran, atau memori visual. ini
tanggapan indera ditemukan pada gangguan perkembangan lain dan tidak spesifik
kepada AS atau ASD. Ada sedikit dukungan untuk peningkatan
melawan-atau-penerbangan respons atau kegagalan pembiasaan dalam autisme, ada
bukti lebih tanggap terhadap rangsangan sensorik menurun, meskipun beberapa
studi menunjukkan tidak ada perbedaan.
Rekening awal Hans Asperger termasuk deskripsi dari kejanggalan fisik.
Anak-anak dengan AS mungkin tertunda dalam memperoleh keterampilan yang
membutuhkan ketangkasan motorik, seperti naik sepeda atau membuka stoples, dan
mungkin tampaknya bergerak canggung atau merasa "tidak nyaman di kulit
mereka sendiri". Mereka mungkin kurang terkoordinasi, atau memiliki gaya
aneh atau melenting atau postur, tulisan tangan buruk, atau masalah dengan
integrasi visual-motor. Meskipun AS, lebih rendah kualitas tidur, dan
alexithymia berhubungan, hubungan kausatif mereka tidak jelas.
Seperti bentuk-bentuk lain ASD, orang tua dari anak-anak dengan SA memiliki
tingkat stres yang lebih tinggi.
DokterSehat.com – Andra (5 tahun), tampak sehat dan cerdas masuk ke ruang praktek dokter.
Menjawab pertanyaan dengan santun, ”Kabar saya baik, bagaimana dengan kabar
Anda?”
Ketika dokter bertanya tentang sekolah, tiba-tiba Andra bercerita
tentang Anak Gunung Krakatau yang dikabarkan akan meletus, lengkap dengan
cerita bagaimana terjadinya proses letusan gunung berapi disertai banjir lahar
dan lava serta mengajak sang dokter berdiskusi tentang Gunung Kelud yang memperlihatkan
gejala sama.
Topik pembicaraan tidak juga beralih meskipun dokter berusaha mengalihkan
pembicaraan dengan pertanyaan ringan seputar teman sekolahnya. Orang tua Andra
bercerita bahwa putera mereka mengenal huruf sejak usia 18 bulan dan dapat membaca
dengan belajar sendiri sebelum berusia 3 tahun. Sejak bisa membaca Andi lebih
suka menghabiskan waktu dengan membaca sains ketimbang bermain bola atau
sepeda.
Jeniuskah Andi? Pastinya ya, lalu apa yang salah dengan Andi?
Di sekolah ternyata teman-teman Andi tidak suka bermain dengannya karena
menganggap Andi aneh. Alih-alih membicarakan film Spongebob dengan
teman-temannya, Andi lebih suka bercerita bagaimana pesawat ruang angkasa bisa
mendarat di bulan.
Andi pun sering diejek karena tutur katanya sangat sopan seperti di buku
bahasa dengan intonasi yang datar dengan gaya bahasa seperti orang dewasa. Andi
juga kerap balik menirukan pertanyaan yang ditujukan kepadanya.
Di mata guru, Andi anak yang sangat cerdas, ”berbeda” dengan anak lain,
lebih senang menyendiri dan sibuk dengan buku dan kadang tidak perduli dengan
orang lain atau jika diajak bicara. Apa masalah yang terjadi pada Andi? Autis ?
anak super jenius?…… ternyata bukan, Andi menunjukkan gejala sindrom Asperger.
Apa itu sindrom Asperger ? apakah termasuk bagian dari autis?
Sindrom Asperger (SA) termasuk gangguan perkembangan yang mempengaruhi
kemampuan seorang anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi. Anak laki-laki
3-4 kali lebih banyak terkena dibandingkan anak wanita.
Tanda dan gejala anak SA antara lain :
Problem sosialisasi :
- Anak SA sebenarnya ingin berteman tetapi sering ditolak atau diejek
oleh teman-temannya.
- Kurang atau tidak mengerti bagaimana perasaan orang lain.
- Tidak mengerti humor dan norma-norma sosial yang berlaku
- Menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang
berlaku.
- Kurang fleksibel karena lebih suka pada rutinitas sehingga sulit
beradaptasi.
Problem komunikasi :
- Dalam percakapan, anak SA akan lebih banyak bicara tentang hal yang
diminatinya tanpa memperdulikan apakah lawan bicaranya tertarik atau
mengerti apa yang dibicarakan.
- Tidak memahami komunikasi non verbal seperti ekspresi dan bahasa tubuh
orang lain serta kurangnya kontak mata.
- Terobsesi pada hal-hal yang sangat spesifik seperti statistik, jadwal
kereta, cuaca dll.
- Berbicara dengan suara yang monoton, datar, formal dengan kecepatan
yang lambat atau cepat.
- Kurang mampu berkomunikasi dua arah.
- Kerap menginterupsi pembicaraan.
Problem motorik dan sensorik:
- Koordinasi motorik halus yang kurang atau clumsy (canggung)
- Kurang dapat menjaga keseimbangan dan meniru gerakan yang bersifat
cepat, halus dan ritmik serta tulisan tangan yang tidak rapi,
- Sensitif terdahadap suara, raba, rasa, cahaya, bau, nyeri dan suhu
serta tekstur makanan.
- Penyebab SA belum banyak diketahui, diduga karena faktor genetik dan
kelainan struktural daerah tertentu di otak.
Bagaimana membedakan Sindrom Asperger dengan autis terutama jenis high
functioning autis (autis dengan kemampuan verbal dan kognitif yang baik) ?
Autis juga bermasalah dalam hal komunikasi dan sosialisasi serta minat yang
terbatas. Beberapa ahli memasukkan SA dalam ASD (Autistic Spectrum Disorder).
Ahli lain menyatakan bahwa SA berbeda dengan autis maupun ASD. Akan tetapi
hampir semua sepakat bahwa perbedaan utama antara SA dengan autis maupun ASD
adalah anak SA memperlihatkan perkembangan bahasa/bicara serta kecerdasan yang
normal sesuai usianya, bahkan kemampuan ini kadang melebihi usia. Sehingga anak
SA tidak datang dengan keluhan terlambat bicara tetapi dengan keluhan masalah
di sekolah karena kurangnya sosialisasi atau dianggap aneh.
Apakah anak kita menunjukkan gejala SA ?
Kadang sulit untuk dijawab karena sebagian anak masih bersifat egosentris
dalam bersosialisasi serta membicarakan hal-hal yang itu-itu saja seperti
mainan atau tokoh kartun favoritnya.Tetapi jika hal-hal tersebut sampai
mengganggu sosialisasi dengan teman-temannya , menganggu proses belajar serta
anak kita dianggap eksentrik maka sebaiknya berkonsultasi dengan para ahli.
Sindrom
Asperger dinamakan sesuai dengan Hans Asperger, seorang psikolog anak asal
Austria yang menemukan gangguan ini pada tahun 1944.
Sindrom Asperger merupakan gangguan neurobiologis
(neuro transmitter) dan gangguan autis yang dapat terjadi pada anak-anak dan
orang dewasa.
Kondisi ini termasuk dalam gangguan spektrum
autisme (ASD). Spektrum autisme merupakan gangguan perkembangan yang memiliki
berbagai jenis dengan karakteristik serupa.
Penyebab Sindrom Asperger
Sindrom Asperger diklasifikasikan sebagai salah
satu dari lima gangguan perkembangan pervasif (PDD) dan diperkirakan terjadi
akibat kombinasi dari faktor psikologis, fisiologis, dan sosiologis.
Kemungkinan terjadinya gangguan ini berkisar 4/5:
10.000, dan ditemukan sekitar empat kali lebih banyak pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan.
Gangguan ini bisa dipicu oleh disfungsi otak yang
bisa terjadi akibat trauma, penyakit, atau struktur otak yang abnormal.
Gejala Sindrom Asperger pada Anak
Gejala-gejala mulai terlihat saat seorang anak
berusia 18 bulan.
Tapi semuanya baru benar-benar bisa dipastikan
setelah anak berusia setidaknya tiga tahun.
Berikut adalah tanda dan gejala sindrom Asperger
pada anak:
1.
Anak-anak dengan Asperger memiliki masalah dengan kontak mata.
Mereka menghindari kontak mata saat berkomunikasi
atau tidak mempertahankan kontak mata.
2.
Ekspresi wajah yang tidak normal.
Anak dengan sindrom Asperger cenderung
mengekspresikan diri serta melakukan komunikasi non-verbal dengan cara yang
aneh (tidak biasa).
3.
Gerakan motorik tidak terkoordinasi yang meliputi postur tubuh yang aneh, gaya
berjalan yang kaku, atau gerakan canggung.
4.
Terobsesi pada pengulangan. Anak dengan sindrom Asperger melakukan suatu hal
berulang-ulang dan takut pada perubahan.
5.
Gangguan interaksi sosial dan kepribadian eksentrik.
6.
Menarik diri secara sosial yang meliputi menyendiri, acuh tak acuh, kurangnya
minat pada orang lain, kurangnya empati, berpikir satu arah, dan berpikir kaku.
7.
Mengalami kesulitan berbicara. Anak dengan sindrom Asperger tidak begitu
ekspresif dalam nada bicara mereka.
8.
Gaya bicara cenderung formal, mengambil segala sesuatu secara harfiah, dan
tidak mampu mengenali kiasan atau sindiran.
9.
Sibuk dengan diri sendiri, berpikir tidak fleksibel, dan kurang imajinasi.
10.
Gangguan interaksi sosial. Anak tida suka bergaul dengan teman-temannya.
Penderita mengalami kesulitan memulai pembicaraan
serta memahami emosi sehingga kesulitan menjalin hubungan teman sebaya.
11.
Anak-anak dengan sindrom Asperger merasa sangat sulit untuk memahami emosi.
Mereka memiliki ekspresi wajah yang minim dan tidak
bisa memahami ekspresi wajah orang lain.
12.
Anak dengan sindrom Asperger memiliki memori hafalan yang sangat baik dan dapat
menyajikan banyak fakta tentang subyek yang menarik minat mereka tetapi tidak
bisa membentuk kesimpulan apapun
CARA MENGATASI ANAK SINDROM ASPERGER
1. Selalu ramah kepada anak, tetapi tegas. Jika anda memainkan suatu permainan
dan si anak sulit memahaminya, maka lemah lembutlah sekaligus bersikap tegas.
Anda mungkin harus menyisihkan waktu untuk memberi penjelasan selama
berulang-ulang. Tetapi anak harus bisa belajar mentaati aturan-aturan sama
halnya seperti orang lain.
2. Berikan kepada anak penderita Asperger peluang untuk mempraktekkan keahlian
yang kurang pada diri mereka. Saya mengerti bahwa anda tidak dapat memaksakan
mereka untuk melakukan semuanya. Tetapi jika mereka punya kesempatan untuk
melakukan sesuatu bagi diri mereka, maka buatlah yang terbaik untuk mendorong
mereka menyelesaikan tugas sebisa mungkin, berikan selalu semangat yang bisa
membesarkan hati.
3. Terkadang perilaku yang tidak menyenangkan dari si anak perlu kita abaikan.
Saya tahu ini sulit tetapi terkadang inilah yang terbaik. Situasinya seperti
anak kecil yang sedang marah hebat. Seringkali kita sebagai orang tua akan
mengabaikan perilaku tersebut sampai hilang dengan sendirinya. Tetapi,
aktivitas yang memang terlihat jelas membahayakan seharusnya dihentikan dengan
segera.
4. Jika diperlukan, bertanyalah kepada si anak apakah anda bisa membantu
mereka, khususnya jika anda melihat si anak sedang berjuang dengan sesuatu.
Mereka mungkin berkata tidak, tetapi menawarkan pertolongan selalu merupakan
sikap yang baik. Ini tidak berarti bahwa anda mengambil alih dan melakukan
semua untuk anak. Anda terkadang perlu menyeimbangkan.
Anda harus memiliki pemahaman yang jelas tentang Sindrom Asperger, sebagai orangtua,
sehingga Anda bisa tahu bagaimana menangani anak-anak dengan aspergers.
Apa Penyebab Sindrom Asperger?
Its tidak diketahui apa yang menyebabkan sindrom Asperger. Ada indikasi
keturunan menjadi faktor untuk mengembangkan aspergers. Penyebab tambahan dapat
biologis seperti kerusakan pada jaringan otak selama persalinan atau
juga bisa karena trauma yang dialami oleh anak.
Apakah Pengaruh Aspergers?
Efek dari aspergers untuk anak yang mengalami kondisi ini lebih perilaku
dan psikologis. Selain amukan sesekali, seorang anak dengan sindrom
aspergers kemungkinan untuk mengisolasi dirinya dari orang lain atau cenderung
untuk tidak pikiran orang lain bahkan ketika mereka mencoba untuk berkomunikasi
dengan dia. Pengembangan keterampilan psikososial anak mungkin dapat
dipengaruhi oleh Sindrom Asperger. Apa Apakah Perawatan Dari Asperger?
Meskipun bukan suatu kondisi kronis, Aspergers dapat mengakibatkan masalah
psikologis kepada anak-anak mengalami hal ini, terutama jika mereka menderita
dari kondisi ini sementara mereka tumbuh dewasa. Untungnya, dengan bimbingan
spesialis ahli, ada terapi dan pengobatan yang akan membantu dengan gejala
Asperger. Beberapa dari mereka adalah sebagai berikut:
Psikoterapi - Ini termasuk Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang
perawatan yang sangat efektif untuk setiap jenis kondisi psikologis. Sedangkan
untuk anak dengan aspergers, CBT dapat membantu anak-anak mengelola kecemasan
dan stres yang mungkin memicu amukan, dan memberikan bimbingan dalam memotong
obsesi rutinitas yang berulang atau berkonsentrasi pada satu bunga.
Intervensi Sosial - Terapi ini adalah sesuatu yang tidak hanya ahli, tetapi
juga orang tua dan orang dewasa lain di sekitar anak dapat berlatih untuk
memberikan bantuan dalam kemajuan terapi. Di atas semua itu, seorang anak
dengan aspergers sangat membutuhkan dukungan dan perawatan dari orang tua dan
ini perlu dipertimbangkan.
Sindrom Asperger adalah salah satu gejala autisme di mana para
penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya,
sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger pada
tahun 1944.
Asperger’s syndrome merupakan salah satu tipe pervasive development
disorder (PDD). PDDs merupakan sekelompok kondisi termasuk keterlambatan
perkembangan keahlian dasar seperti keterampilan bersosialisasi dengan,
berkomunikasi dan menggunakan imajinasi. Meskipun Asperger’s syndrome mempunyai
kesaman dengan autisme (jenis PPDs yang lebih parah), gangguan ini juga
memiliki perbedaan di beberapa bidang. Anak-anak dengan Asperger’s syndrome pada
umumnya mempunyai fungsi lebih baik dibandingkan anak-anak autisme.
Selain itu, anak-anak dengan Asperger’s syndrome umumnya mempunyai
kecerdasan normal. Dan meskipun mereka kemungkinan mengalami gangguan
berkomunikasi setelah dewasa, anak dengan Asperger’s syndrome cenderung
mempunyai perkembangan bahasa yang mendekati normal.
Penyebab pasti gangguan ini masih belum diketahui. Akan tetapi, fakta
menunjukkan adanya kecenderungan bahwa gangguan ini diturunkan dalam keluarga.
Jumlah pasti orang yang mengalami gangguan ini belum diketahui. Tapi, gangguan
ini dinyatakan lebih umum dibandingkan autisme. Berdasarkan perkiraan yang
dikutip situs webmd.com, sindrom ini dialami oleh 0,024 hingga 0,36 persen dari
anak-anak. Gangguan ini lebih umum dialami laki-laki dibandingkan perempuan dan
biasanya terdiagnosis saat anak berusia antara dua dan enam tahun.
Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari
kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak
mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini
berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri,
tidak seperti autisme lainnya). Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit
mental.
Ketika orang berbicara, umumnya mereka menggunakan bahasa tubuh seperti
senyuman dan komunikasi nonverbal lainnya, dan juga kata-kata yang dikeluarkan
oleh mereka cenderung memiliki lebih dari satu buah makna. Seorang penderita
sindrom Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi
non-verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti seperti itu, dan mereka
hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam kamus.
Para penderita sindrom Asperger tidak mengetahui bagaimana memahami ironi,
sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami mimik muka/eskpersi
orang lain. Mereka juga tidak tahu bagaimana caranya untuk bersosialisasi
dengan orang lain dan cenderung menjadi pemalu.
Para dokter melihat sindrom Asperger sebagai sebuah bentuk autisme. Seringnya,
disebut sebagai “autisme yang memiliki banyak fungsi/high-functioning autism“.
Hal ini berarti setiap penderita sindrom Asperger terlihat seperti halnya bukan
seorang autis, tetapi ketika dilihat, otak mereka bekerja secara berbeda dari
orang lain. Para dokter juga sering mengambil kesimpulan yang salah mengenai
sindrom Asperger setelah mendiagnosis penderitanya, dan memvonisnya sebagai
pengidap skizofrenia, ADHD, sindrom Tourette atau kelainan mental lainnya.
Bagian otak yang memiliki kaitan untuk melakukan hubungan sosial dengan
orang lain juga sebenarnya mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan juga
keseimbangan tubuh. Karena itu, seorang penderita sindrom Asperger mungkin
mengalami masalah yang melibatkan pergerakan tubuh, seperti halnya olah raga,
atau bahkan jalan kaki, yang kadang-kadang sering terpeleset. Mereka juga
memiliki kebiasaan grogi/nervous.
Para penderita sindrom Asperger cenderung lebih baik dibandingkan
orang-orang lain dalam beberapa hal seperti matematika dan hitung-hitungan,
tulisan serta pemrograman komputer. Banyak Penderita sindrom Asperger memiliki
cara penulisan yang lebih baik dibandingkan dengan cara mereka berbicara dengan
orang lain. Mereka juga memiliki sebuah minat yang khusus yang mereka tekuni
dan bahkan mereka menekuninya sangat detail, serta mereka justru menemukan
hal-hal kecil yang orang lain sering melewatkannya
Gejala
Gejala Asperger’s syndrome bervariasi dan mempunyai rentang dari ringan
hingga berat. Gejala-gejala umum termasuk:
- Gangguan keterampilan sosial. Anak-anak
dengan Asperger’s syndrome pada umumnya kesulitan berinteraksi dengan
orang lain dan seringkali kaku dalam situasi sosial. Pada umumnya mereka
sulit berteman. Anak dengan sindrom Asperger mungkin mengalami kesulitan
dengan hubungan sebaya dan mungkin ditolak oleh anak-anak lain. Depresi
dan kesepian dapat terjadi pada remaja dengan Asperger sindrom. Di luar
anggota keluarga dekat, penderita mengalami gangguan interaksi sosial dan
sulit untuk mendapatkan teman. Dalam keluarga, anak sering penuh kasih dan
mungkin tidak menampilkan kasih sayang kepada orang tua atau anggota
keluarga lainnya. Kurangnya ikatan dan kehangatan dengan orang tua dan
wali lain mungkin tampak jelas, biasanya akibat kurangnya anak
keterampilan sosial. Pemisahan dari orang tua karena pekerjaan dan
perceraian mungkin sangat menegangkan bagi anak-anak ini. Mengubah keadaan
sosial di rumah, masyarakat, dan lingkungan juga dapat memperburuk gejala.
Individu dengan sindrom Asperger mungkin memiliki kesulitan khusus dalam
pacaran dan pernikahan. Anak laki-laki dan pria dengan sindrom Asperger
mungkin memutuskan untuk menikah tiba-tiba tanpa kencan dan pacaran yang
biasanya mendahului serikat buruh. Mereka juga mungkin tidak menyadari
bahwa persahabatan sering mendahului pacaran dan pertunangan. Individu
dengan Asperger sindrom mungkin ingin menikah meskipun kurangnya kesadaran
dari interaksi sosial yang biasanya mengarah pada ikatan perkawinan.
Masalah tersebut dapat terus menjadi dewasa. Perilaku sosial tidak sesuai
dan kegagalan untuk memahami isyarat-isyarat sosial dapat dilaporkan.
Pasien mungkin kehilangan pekerjaan karena gangguan pemahaman terhadap
norma-norma sosial dapat menyebabkan penilaian yang buruk dalam perilaku
tempat kerja (misalnya, berbicara tidak tepat kepada rekan-rekan, atasan,
atau administrator). Si anak mungkin tidak mengerti mengapa orang menjadi
marah ketika ia melanggar aturan sosial.
- Perilahu eksentrik atau kebiasaan yang berulang-ulang. Anak-anak dengan kondisi ini kemungkinan melakukan gerakan yang
berulang-ulang, seperti meremas-remas atau memutar jari tangan. Ritual
yang tidak biasa. Anak dengan Asperger’s syndrome kemungkinan
mengembangkan ritual yang selalu diikuti, seperti mengenakan pakaian
dengan urutan tertentu.
- Kesulitan komunikasi. Orang-orang
dengan Asperger’s syndrome kemungkinan tidak melakukan kontak mata saat
berbicara dengan seseorang. Mereka mungkin bermasalah menggunakan ekspresi
dan gerak tubuh serta kesulitan memahami bahasa tubuh. Selain itu, mereka
cenderung bermasalah memahami bahasa dalam konteks. Penggunaan gerak tubuh
sering terbatas, dan bahasa tubuh atau komunikasi nonverbal dapat menjadi
canggung dan tidak pantas. Ekspresi wajah mungkin tidak ada atau tidak sesuai.
Kesalahan pragmatis yang umumnya diproduksi oleh anak-anak dengan sindrom
Asperger dalam menanggapi pertanyaan. Anak dengan sindrom Asperger
seringkali menghasilkan respon yang tidak relevan
- Bicara dan Pendengaran Penderita
menunjukkan kelainan beberapa bicara dan bahasa, termasuk pidato
bertele-tele dan keanehan di lapangan, intonasi, prosodi, dan irama.
Kesalahpahaman nuansa bahasa misalnya, interpretasi literal dari kiasan
sering dijumpai. Penderita juga sering menunjukkan gangguan berbicara
praktis, termasuk ketidakmampuan untuk menggunakan bahasa dalam konteks
sosial, kurangnya kepekaan tentang mengganggu orang lain, dan komentar
yang tidak relevan. Pidato mungkin luar biasa formal atau digunakan dengan
cara istimewa yang orang lain tidak mengerti. Individu dapat menyuarakan
pikiran mereka tanpa disensor. Komentar pribadi tidak pantas untuk
lingkungan sosial yang diucapkan secara rutin. Jumlah pidato juga
dapat bervariasi secara luas dan mencerminkan keadaan saat emosional
individu lebih dari kebutuhan komunikasi dari setting sosial. Beberapa
individu mungkin verbose dan pendiam. Selanjutnya, individu yang sama
dapat menunjukkan ekses dan kekurangan pidato sebentar-sebentar. Beberapa
individu mungkin menampilkan selektif mutisme, berbicara tidak sama sekali
untuk kebanyakan orang dan berlebihan untuk orang-orang tertentu. Beberapa
orang mungkin memilih untuk berbicara hanya untuk orang yang mereka sukai.
Dengan demikian, ucapan dapat mencerminkan kepentingan istimewa dan
preferensi individu. Bentuk bahasa yang dipilih mungkin termasuk metafora
yang berarti hanya untuk pembicara. Pesan yang dimaksud dengan speaker
tidak dapat dipahami oleh mereka yang mendengarnya, atau pesan mungkin
bermakna hanya untuk sedikit orang yang memahami bahasa pribadi pembicara.
Anak-anak sering menunjukkan diskriminasi auditori dan distorsi, terutama
ketika anak menemukan 2 atau lebih orang berbicara secara bersamaan.
- Aktifitas dan kegiatan Penderita
menunjukkan minat yang aneh dan sempit, tidak termasuk kegiatan
lainnya. Kepentingan-kepentingan mungkin tidak begitu penting bahwa
anak-anak tidak mengembangkan hubungan yang khas dengan keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
- Sensitifitas sensory Penderita
mungkin menunjukkan kepekaan terhadap suara, sentuhan, rasa, bau,
nyeri, dan suhu. Misalnya, seorang anak mungkin menunjukkan baik
sensitivitas ekstrim atau berkurang untuk rasa sakit. Anak-anak mungkin
sangat sensitif terhadap tekstur makanan. Anak-anak mungkin menunjukkan
sinestesia, termasuk respon sensorik untuk stimulus lingkungan di suatu
modalitas sensorik yang berbeda.
- Keterbatasan ketertarikan. Anak dengan
Asperger’s syndrome kemungkinan memiliki ketertarikan yang intens bahkan
terobsesi terhadap beberapa bidang, seperti jadwal olahraga, cuaca atau
peta.
- Masalah koordinasi. Gerakan anak
dengan Asperger’s syndrome kelihatan ceroboh dan kaku. Lax Joint tidak
biasa untuk tulisan tangan dan gerakan tangan halus) • Kecanggungan adalah
umum. Penderita mungkin menunjukkan anomali gerak, keseimbangan,
kelincahan tangan, tulisan tangan, gerakan yang cepat, irama, dan meniru
gerakan. Individu menunjukkan gangguan-bermain bola keterampilan
- Berbakat. Banyak anak dengan Asperger’s
syndrome sangat berbakat di bidang tertentu, seperti musik atau
matematika.
Diagnosis
- CT Scanning Computed
tomography (CT) scanning tidak dapat digunakan baik untuk mendiagnosa atau
untuk menyingkirkan sindrom Asperger, karena tidak ada temuan yang
konsisten yang jelas pada orang dengan kondisi ini. Sebaliknya, CT scan
dapat membantu dengan mengeluarkan kondisi diobati dalam diagnosis
diferensial, seperti gangguan neurologis (misalnya tumor). Analisis Kepala
konsisten menunjukkan pembesaran ventrikel ketiga dan penurunan dari inti
berekor.
- MRI MRI dapat mengungkapkan berbagai defisit, tetapi hasilnya tidak konsisten.MRI
membantu menunjukkan cacat kortikal di daerah kanan-tengah perisylvian dan
tidak sempurnanya pembentukan gyrus posterior-inferior frontal (yaitu,
pars opercularis, pars triangularis). MRI menunjukkan hal
berikut:•Hipoplasia gyrus precentral inferior dan bagian anterior gyrus
temporal superior, menghasilkan pelebaran celah Sylvian dan paparan
parsial dari korteks insular•Hipoplasia dari temporo-oksipital kanan
korteks•Kecil gyri dari lobus parietal posterior•Pembesaran ventrikel
lateralis kanan•Berkurang ukuran otak tengah dan medulla oblongata
- Pemeriksaan Fungsional MRI menunjukkan bahwa ekspresi wajah takut,
jijik, kebahagiaan, dan kesedihan menghasilkan aktivasi berkurang dari
korteks dan fusiform extrastriate orang dengan sindrom Asperger dibandingkan
dengan sehat, subyek kontrol normal.
- Menanggapi wajah takut, penderita sindrom asperger menunjukkan
aktivasi yang lebih besar dalam gyrus cingulate anterior dan korteks
temporal superior, sedangkan subyek kontrol menunjukkan aktivasi yang
lebih besar dalam amigdala kiri dan korteks orbitofrontal kiri. Herrington
dan rekan melaporkan kurang aktivitas di daerah temporal yang rendah,
tengah, dan unggul pada orang dengan sindrom Asperger dalam menanggapi
tugas biasanya diinterpretasikan sebagai gerakan manusia.
- PET Scanning PET scan
menunjukkan defisit ganda pada beberapa individu.Dengan F-18
2-deoxyglucose, gyrus anterior rektal beberapa orang dengan sindrom
Asperger lebih besar di sebelah kiri daripada sebelah kanan, sebaliknya
asimetri terlihat pada kebanyakan orang.Pasien lain menunjukkan sebuah
metabolisme tingkat glukosa meningkat pada korteks calcarine kanan
posterior dan tingkat glukosa menurun metabolik pada putamen posterior
kiri dan thalamus medial kiri.Untuk informasi lebih lanjut, lihat Scanning
PET di Gangguan Spectrum Autisme.
- Event-related brain potentials
Temuan anomali pada orang dengan sindrom Asperger. Pemeriksaan
yang berhubungan dengan potensi adalah alat untuk menentukan kesalahan
dalam diskriminasi pendengaran kortikal orang dengan sindrom Asperger. Mismatch
negatif dalam acara yang berhubungan dengan potensi otak menunjukkan
seberapa baik seseorang menentukan perubahan suara terhadap suara-suara
lain dari lingkungan. Orang dengan sindrom Asperger sangat peka untuk
mendeteksi perubahan suara. Di sisi lain, O’Connor dan rekan menunjukkan
bahwa, dibandingkan dengan subyek kontrol sehat, orang dengan Asperger
sindrom lebih lambat untuk mengenali wajah.
Pemerikaan Neuropsychologic
- Konsultasikan dengan ahli saraf untuk pemeriksaan dan pengujian
neuropsychologic.Penilaian Neuropsychologic harus fokus pada sederhana dan
kompleks pemecahan masalah tugas, seperti menggunakan tes dan skala
sebagai Test Card Sorting Wisconsin, Uji-Trail Making, dan Skala
Stanford-Binet. Langkah-langkah diagnostik tersebut dapat menunjukkan
defisit yang ditandai dalam fungsi verbal dan nonverbal dan tingkat
kecerdasan.Penilaian Neuropsychologic kemungkinan untuk menunjukkan
disfungsi sistem frontal.Tes lainnyaDziobek dan rekan telah melaporkan
peningkatan kolesterol total dan low-density lipoprotein pada orang dengan
Asperger sindrom. [30]Audiography diindikasikan untuk menyingkirkan
defisit pendengaran diskriminasi.
Diagnosis Banding
- Adrenal Hypoplasia
- Birth Trauma
- Child Abuse & Neglect: Dissociative Identity Disorder
- Child Abuse & Neglect: Posttraumatic Stress Disorder
- Child Abuse & Neglect: Sexual Abuse
- Cognitive Deficits
- Conduct Disorder
- Cornelia De Lange Syndrome
- Fetal Alcohol Syndrome
- Fragile X Syndrome
Terapi
Asperger’s syndrome belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Akan tetapi, Anda
bisa mencoba penanganan yang bisa meningkatkan fungsi dan mengurangi perilaku
yang tidak diinginkan. Orang dengan Asperger’s syndrome biasanya ditangani
dengan kombinasi dari langkah-langkah berikut:
- Pendidikan khusus: Pendidikan yang
didisain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak yang unik.
- Modifikasi perilaku: Hal ini meliputi
strategi untuk mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku
bermasalah.
- Terapi bicara, fisik dan terapi okupasional: Terapi
ini didisain untuk meningkatkan kemampuan fungsional anak.
Obat-obatan.
- Tidak ada obat yang khusus untuk menangani Asperger’s syndrome. Tapi,
obat-obatan bisa digunakan untuk mengatasi gejala khusus, seperti
kecemasan, depresi, serta perilaku yang hiperaktif dan terobsesi.
- Banyak agen farmakologis misalnya, antipsikotik, selective serotonin
reuptake inhibitor [SSRI], clonidine, naltrexone telah mencoba untuk
meningkatkan beberapa gejala yang terkait dengan sindrom Asperger dan
kondisi terkait. Perbaikan gejala ini termasuk gerakan stereotip, melukai diri,
hiperaktif, dan agresi.
- Aripiprazole antipsikotik telah terbukti mengurangi lekas marah,
hiperaktif, dan stereotypy pada anak dengan sindrom Asperger dan gangguan
autisme spektrum lainnya. Namun, anak-anak dalam sebuah penelitian
mengalami efek yang merugikan termasuk berat badan, sedasi, air liur, dan
tremor.
- Studi menunjukkan bahwa SSRI membantu untuk mengobati perilaku
repetitif, impulsif, mudah marah, dan agresi. Uji klinis terkontrol,
berdasarkan populasi baik didiagnosa, diperlukan untuk mengkonfirmasi
kesan bahwa SSRI dan neuroleptik atipikal dapat mengurangi gejala inti
dari sindrom Asperger dan kondisi terkait.
- Tidak ada obat yang digunakan secara rutin untuk mengobati sindrom
Asperger. Intervensi farmakologis digunakan untuk mengobati gangguan
komorbid, termasuk masalah perhatian, gangguan mood, dysthymia, gangguan
bipolar, dan gangguan obsesif-kompulsif.Hindari pemberian resep obat tanpa
indikasi. Waspada untuk toksisitas obat. Misalnya, administrasi rutin
Checklist Sindrom Serotonin membantu untuk mengidentifikasi bukti awal
dari efek samping SSRI.
Antipsikotik
Obat antipsikotik dapat membantu dengan perilaku agresif pasien dan dapat
meningkatkan pola terbatas, berulang, dan stereotip perilaku dan minat.
- Risperidone (Risperdal) Risperidone
merupakan agen antipsikotik atipikal. Ia mengikat ke dopamin D2 reseptor
dengan afinitas 20 kali lebih rendah daripada afinitas 5-HT2-reseptor. Ini
meningkatkan gejala negatif psikosis dan mengurangi kejadian efek samping
ekstrapiramidal dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Hal ini
diindikasikan untuk lekas marah terkait dengan gangguan autis pada anak
dan remaja berusia 6-16 tahun.
- Aripiprazole (Abilify) Mekanisme kerja
dari aripiprazole tidak diketahui, tetapi diduga kerja yang berbeda dari
antipsikotik lainnya. Aripiprazole diduga menjadi dopamin parsial (D2) dan
serotonin (5-HT1A) agonis, dan memusuhi serotonin (5-HT2A). Selain itu,
tidak ada perpanjangan interval QTc telah dicatat dalam uji klinis.